PRABUMULIH, KS – Ketua PKS Kota Prabumulih, Ben Heri memberikan klarifikasi beredarnya video yang memperlihatkan seorang pria mengenakan baju identik dengan pakaian Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sedang membagikan amplop kepada sejumlah orang.
Secara tegas, Ben Heri menyatakan bahwa pria dalam video tersebut bukanlah anggota partai PKS ataupun Tim Pemenangan dari Paslon 03 Ngesti-Amin. Hal tersebut ungkapkannya dalam konferensi pers yang digelar di Posko pemenangan pasangan calon wali kota dan wakil wali kota nomor urut 3, Ngesti-Amin, pada Selasa, 26 November 2024.
“Bsa dicek di keanggotaan maupun struktur PKS itu tidak ada, baik di tingkat DPD, DPC maupun lainnya,” tegas Ben Heri didampingi Ketua Tim Hukum Ngesti Amin, Jhon Fitter SH MH.
Menurutnya, penegasan ini ditujukan untuk meluruskan informasi yang beredar dan memastikan bahwa PKS tidak terlibat dalam tindakan yang dianggap tidak etis tersebut. Ia juga menyatakan ketidakpastian mengenai apa yang sebenarnya dibagikan oleh pria dalam video tersebut.
“Apa yang dibagikannya kita tidak tahu, yang jelas terlihat amplopnya. Apa isi amplop itu saya pribadi tidak tahu,” kata dia.
Dijelaskan Ben Heri, jika pria dalam video tersebut juga bukan bagian dari tim pemenangan Ngesti-Amin. “Sudah kami cek tidak ada orang itu, dan bisa dicek tim pemenangan itu di KPU,” terangnya.
Hal ini menunjukkan komitmen PKS untuk menjaga integritas dan transparansi dalam proses pemilu. “Tapi yang jelas, baju PKS sudah banyak menyebar sejak Pileg pada Februari 2024, dan kami tidak bisa melarang orang memakai baju PKS,” imbuhnya.
Sementara itu, Jhon Fitter, Ketua Tim Hukum Ngesti-Amin, memberikan pandangan yang lebih dalam mengenai situasi ini. Ia menyebutkan bahwa tindakan membagikan amplop merupakan fenomena konvensional yang tidak memiliki aspek hukum yang kuat.
“Kalau itu memang uang transport, kita berkewajiban memberi 20 ribuan kepada semua yang datang. Itu dari mana uangnya?” tanyanya. Ia juga menyoroti ketidaklogisan situasi tersebut, mengingat tidak ada keributan yang terjadi di lokasi.
Jhon Fitter pun menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap kemungkinan adanya penyusupan atau tindakan yang tidak etis dari pihak luar. “Gerakan siapa ini? Bukan kami takut,” tegasnya.
Dirinya mengungkapkan bahwa tim pemenangan telah melakukan pengecekan database dan menemukan bahwa orang-orang dalam video tidak ada dalam data relawan PKS maupun anggota partai.
Jhon Fitter menambahkan bahwa tim Ngesti-Amin telah sejak awal mengantisipasi kemungkinan adanya black campaign, yang merupakan upaya untuk merusak citra lawan politik.
Ia berharap agar Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dan Gakkumdu dapat menegakkan hukum dengan tegas untuk mencegah aksi-aksi yang dapat merugikan pihak tertentu. Jhon Fitter menegaskan pentingnya penegakan hukum dalam situasi ini.
“Jangan sampai image kami menjadi jelek karena video viral ini,” ucapnya dengan nada serius. (dn)