Kadisdik Sumsel Minta Sekolah Peduli Siswi SMA Lumpuh Pasca Operasi di Prabumulih
PRABUMULIH, KS – Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), Drs H Riza Fahlevi MM meminta kepada pihak sekolah setempat untuk lebih peduli terhadap AN (16), salah satu siswi SMA Negeri yang mengalami kelumpuhan pasca operasi di Kota Prabumulih.
“Saya akan sampaikan nanti kepada pihak sekolah untuk harus lebih peduli terhadap siswi tersebut,” kata Drs H Riza Fahlevi MM dibincangi usai menghadiri acara Pesta SMANTI Prabumulih, Senin (14/3/2022).
Kadisdik Sumsel mengaku pihaknya sangat prihatin adanya insiden kelumpuhan pasca operasi yang terjadi terhadap salah satu siswi SMA Negeri di Prabumulih tersebut.
Apalagi, lanjutnya, sistem tatap muka di sekolah telah mulai dilaksanakan. Hal itu akan lebih menyulitkan NA untuk dapat melakukan sistem sekolah tersebut.
“Adanya pandemi covid-19 ini juga ada hikmahnya karena ada pembelajaran secara daring dan adanya juga langsung secara tatap muka, tidak mungkinlah murid tersebut harus digotong ke sekolah. Iya, mungkin harus difasilitasi dengan pembelajaran daring,” terangnya.
Karena itu, dirinya pun berharap agar pihak sekolah untuk dapat memberikan lebih kepedulian terutama dalam pendidikan karena itu merupakan tanggung jawab dan amanah dari masyarakat.
“Melalui KKS bersama pak Wawako juga kita peduli dan merasa prihatin adanya kejadian itu, tapi kita harap juga dengan muridnya tetap semangat terus belajar. Karena tidak ada halangan juga untuk belajar, kapan saja dan dimana saja. Yang terpenting motivasi untuk belajarnya tinggi,” ungkap dia.
Seperti diketahui, NA (16), seorang siswi SMA Negeri di kota Prabumulih mengalami kelumpuhan pasca operasi ambeien di Rumah Sakit (RS) AR Bunda Prabumulih.
Gadis remaja yang tinggal bersama orangtuanya di Jalan Anggrek Kelurahan Sukajadi, Kecamatan Prabumulih Timur, Prabumulih itu, kini seperti layaknya orang lumpuh yang hanya bisa terbaring ditempat tidurnya.
Bahkan aktivitasnya sebagai pelajar, serta untuk buang air besar maupun air kecil sulit ia lakukan dan terpaksa harus dibantu oleh kedua orang tuanya.
“Semula kami mengira masih dalam pengaruh anestesi (suntik bius) tapi ternyata, meskipun sudah berhari-hari tetap saja kedua kaki anak kami tidak bisa digerakan (lumpuh),” ungkap Usman alias Memen, orang tua korban saat gelar jumpa pers di Sekretariat PWI Kota Prabumulih, beberapa waktu lalu. (dn)